Jumat, 26 Juli 2019

PENINGGALAN KERAJAAN GOWA-TALLO


MATA KULIAH ARKEOLOGI
Tugas:
“Peninggalan Kerajaan Gowa Tallo”

Dosen:
Prof. Dr. H. Budi Sulistiono, M. Hum

Nama:
Dewi Mahmudah Ni’matul
(1113022000008)
SKI 4A

Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam
Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatulloh
Jakarta
2015

PENDAHULUAN
Peninggalan sejarah dari berbagai kesultanan atau kerajaan di Indonesia ini sudah semakin banyak yang mengalami keruntuhan bahkan hilang di telan masa. Oleh karena itu, kita sebagai warga Negara Indonesia diharapkan untuk tetap melestarikan dan merawat peninggalan budaya yang masih tersisa saat ini.
Dalam makalah kali ini, saya akan mecoba menuliskan beberapa informasi tentang peninggalan-peninggalan dari Kerajaan Gowa-Tallo yang masih tersisa dan dikunjungi oleh masyarakat dalam maupun luar negeri. Sebenarnya, apa yang saya tuliskan disini belum mencangkup semua peninggalan yang ada di wilayah Goa Tallo, Makassar, Sulawesi Selatan. Karena masih sangat banyak peninggalan-peninggalan yang tersisa disana.
Beberapa peninggalan yang akan saya bahas dalam makalah ini, diantara:

A.    Benteng Fort Rotterdam (Benteng Ujung Pandang) (1545)
a.       Benteng Art Deco
b.      Museum La Galigo
B.     Benteng Somba Opu
C.     Batu Pelantikan Raja-Raja Tallo (Batu Pallantikan/ Batu Tamalate)
D.    Komplek Makam Raja Gowa Tallo (Komplek Makam Katangka)
a.       Masjid Katangka (1605)
E.     Benteng Ana Gowa
F.      Benteng Balanipa
G.    Benteng Baro Boso
H.    Benteng Barombong
I.        Benteng Galesong
J.       Benteng Garassi
K.    Benteng Kale Gowa
L.     Benteng Mariso
M.   Benteng Panakkukang
N.    Benteng Sanrobone
O.    Benteng Tallo
P.      Benteng Ujung Tanah


Semoga bermanfaat bagi yang membaca. Apabila ada kesalahan dalam penulisan informasi, mohon koreksinya.
Terima Kasih.
A.    Benteng Fort Rotterdam (Benteng Ujung Pandang)
Benteng Rotterdam terletak di pinggir pantai Kota Makassar, berseberang dengan pelabuhan Sukarno-Hatta, serta Pelabuhan penyeberangan menuju Pulau Kahyangan, kurang lebih 500 meter kearah selatan terdapat Pantai losari dan Pantai Akarena.[1]
Benteng Fort Rotterdam memiliki nama asal ‘Benteng Ujung Pandang’. Benteng ini adalah salah satu peninggalan dari kerajaan Gowa-tallo yang masih terawatt hingga kini. Benteng ini dijuluki sebagai the best preserved Dutch fort in Asia oleh Barbara Crossette, New York.
Benteng Fort Rotterdam ini memiliki banyak sekali kisah-kisah sejarah, diantaranya adalah benteng ini adalah tempat diasingkannya Pangeran Diponegoro, seorang pemimpin perang Jawa (1925-1930) yang dibuang ke Makassar.
Ada beberapa pendapat tentang waktu benteng ini dibangun, diantaranya:
1.      Benteng ini di bangun oleh Raja Gowa ke 10 pada tahun 1546.
2.      Benteng ini dibangun pada 9 Agustus 1643 atas perintah Sultan Alauddin.
3.      Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa’ risi’ kallonna.
Dalam penamaannya, benteng ini juga dikatakan memiliki banyak nama dan julukan, diantaranya:
1.      Benteng Ujung Pandang, dinamakan ‘Ujung Pandang’ karena terletak di wilayah Ujung pulau Makassar. Ada juga yang berpendapat karena terletak di daerah Ujung Pandang.
2.      Benteng Penyu, karena bentuk benteng ini terlihat seperti penyu jika di lihat dari atas benteng.
3.      Benteng Panyyua yang merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-Tallo.
4.      Benteng Fort Rotterdam, nama benteng ini yang masih di gunakan hingga sekarang. Nama benteng ini diganti oleh Cornelis Speeham, salah satu antek Belanda, menjadi ‘Fort Rotterdam’ pada saat benteng ini dikuasai oleh Belanda.
Benteng ini juga sudah berkali-kali beralih fungsi. Pada awal pertama kali dibangun, benteng ini berfungsi sebagai pusat pertahanan wilayah kerajaan Gowa. Selanjutnya pada masa Belanda, benteng ini dijadikan sebagai tempat penyimpanan rempah-rempah yang di ambil dari Indonesia bagian timur. Pada masa Jepang, benteng ini sempat beralih fungsi sementara menjadi tempat penelitian ilmiah, terutama bahasa dan budaya. Setelah itu benteng ini menjadi museum penyimpanan peninggalan kerajaan Gowa Tallo hingga sekarang.
Benteng ini awalnya di buat dengan bahan dasar tanah liat. Namun pada masa selanjutnya, tepatnya pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14, Sultan Alauddin, bangunan benteng ini diperbaharui dan diganti menjadi batu padas yang bersuber dari pegunungan Kurst, daerah Maros. Benteng ini difilosofikan seperti penyu yang hendak merangkak ke lautan, yang artinya benteng ini bisa Berjaya di daratan maupun di lautan.
Di dalam Benteng Rotterdam terdapat berbagai bangunan lainnya, diantaranya Museum La Galigo dan Museum Art Deco. Museum La Galigo adalah museum yang menyimpan peninggalan dari Tana Toraja. Di dalam museum ini juga  terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa Tallo). Nama ‘La Galigo’ di ambil dari sebuah epos yang berjudul ‘I La Galigo’, suatu karya sastra kebanggaan orang Bugis. Kata ‘I La Galigo’ sendiri adalah nama dari salah satu tokoh ahli sastra di kerajaan Luwu dan Wajo pada abad 14. Sebagian besar gedung benteng ini masih utuh dan menjadi salah satu objek wisata di Kota Makassar.[2]

Perubahan Bangunan Benteng Fort Rotterdam dari tahun ke tahun.
Suasana bangunan Benteng Fort Rotterdam (Benteng Ujung Pandang) saat ini.
Bagian-bagian benteng Fort Rotterdam


B.     Benteng Somba Opu
Benteng Somba Opu memiliki kedudukan yang sama petingnya dengan Benteng Ujung pandnag (Fort Rotterdam) di wilayah Makassar. Benteng Soa Opu saat ini sedang dalam proses pemugaran kembali dan akan dibuka kembali dengan tambahan museum di dalamnya.
Benteng ini terletak di Jalan Daenng Tata kota Makassar provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.
Benteng Somba Opu
Benteng Somba Opu ini dibangun oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama Daeng Matanre Karaeng Tumapa’ risi’ Kallona pada tahun 1525. Pada pertengahan abad ke-16, benteng ini dijadikan sebagai benteng utama Kerajaan Gowa. Secara arsitektur, benteng ini memiliki bentuk persegi empat dengan panjang sekitar 2 kilometer, dengan tinggi 7-8 meter, dan luas sekitar 1500 hektar. Benteng ini dipagari dengan dinding yang cukup tebal.
Di dalam benteng, terdapat miniature beberapa bangunan rumah adat Sulawesi Selatan (yang mewakili suku Bugis, Makassar, Mandar, dan Kajang). Tempat ini dijadikan pusat budaya dan sejarah. Benteng ini juga menjadi pusat kegiatan  pekan Sulawesi Selatan yang diadakan setiap bulan Oktober. Seiap miniature yang ada di dalam benteng ini menggambarkan kekhususan filosofi budaya dari tiap-tiap bangsa di Sulawesi Selatan. Di benteng ini juga terdapat sebuah meriam besar yang bernama ‘Buluwara Agung’ sepanjang 9 meter dengan berat 9.500 kg dan sekitar 280 meriam kecil didalamnya. selain miniature dan beberapa meriam, dalam benteng ini juga terdapat berbagai peninggalan kesultanan Gowa.
Benteng ini menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan rempah-rempah yang ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang asing dari berbagai wilayah seperti Asia dan Eropa. Pada 24 Juni 1669, benteng ini jatuh ke tangan VOC dan kemudian di hancurkan. Setelah itu, berkat perkembangan zaman dan intelektualnya, benteng ini dapat ditemukan kembali oleh sejumlah ilmuwan pada tahun 1980an. Namun karena kondisi yang cukup rapuh akhirnya benteng ini rusak pada tahun 1990an.
Benteng ini menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan  rempah-rempah yang ramai dikunjungi pedagang asing dari Asia dan Eropa. Pada tanggal 24 Juni 1669, benteng ini dikuasai oleh VOC dan kemudian dihancurkan dan terendam oleh ombak pasang. Pada tahun 1980-an, benteng ini ditemukan kembali oleh sejumlah ilmuan. Pada tahun 1990, bangunan benteng yang sudah rusak[3]
C.     Batu Pelantikan Raja-Raja Tallo (Batu Pallantikang/ Batu Tamalate)
Batu pelantikan raja-raja Tallo disebut juga ‘Batu Pallantikang’ atau ‘Batu Tamalate’. Batu ini terletak di sebelah tenggara komplek makam Tamalate. Pada zaman dahulu, batu ini digunakan oleh para penguasa baru Gowa-Tallo untuk disumpah diatasnya. Batu Pallantikang sebenarnya adalah batu alami tanpa pembentukan yang terdiri dari satu batu andesit yang diapit oleh dua batu kapur.
Batu andesit merupakan pusat pemujaan yang tetap disakralkan oleh masyarakat sampai sekarang. Pemujaan warga sekitar terhadap batu ini ditandai dengan banyaknya sesajen yang diletakkan diatas batu ini. Masyarakat sekitar meyakini bahwa batu pallantikan ini adalah batu dewa dari kayangan yang bertuah.[4]
 
Batu Pelantikan Raja-Raja Goa Tallo

D.    Komplek Makam Raja Gowa Tallo (Komplek Makam Katangka)
Komplek makam ini terletak di sebelah utara bukit Tamalate. Komplek Makam Tamalate dan Bonto Biraeng merupakan area pemakaman para raja Gowa dari zaman dahulu. Pada koplek ini juga terdapat bangunan makam berbentuk kubah dan jirat biasa. Jirat dan nisannya terbuat dari ukiran kayu dengan hiasan ukiran untaian flora, hiasan ini menggunakan warna yang mencolok, yaitu merah dan kuning keemasan. Pada bagian kaki jirat, terdapat semacam genungan yang dilengkapi dengan kaligrafi ayat-ayat suci Al-qur’an dan identitas yang dimakamkan.
Hiasan komplek makam berupa kubah memperlihatkan bahwa bangunan ini memiliki pengaruh arsitektur barat. Kubah makam ini berukuran lebih besar dari makam lainnya. Karena di dalam kubah utama terdapat sejumlah makam yang diperkirakan adalah makam keluarga terdekat. Makam-makam di dalam kubah disusun menjadi dua baris. Lantai kubah lebih tinggi 60-75 cm dari permukaan tanah atau dasar pintu masuk. Konstruksi seperti ini membuat makam-makam di dalam kubah seperti berada diatas panggung.Di dalam komplek makam Katangka, terdapat Masjid Katangka yang terletak ditengah kubah-kubah makam Katangka.
Masjid ini didirikan pada  tahun 1605 M dengan ukuran tebal tembok kurang lebih 90 cm, hiasan sulur-suluran, dan bentuk mimbar menyerupai singgasana dengan sandaran tangan yang terbuat dari kayu. Di dalamnya juga terdapat hiasan makhluk, namun disamarkan agar tidak tampak realistic. Pada ruang tengah terdapat empat tiang soko guru yang mendukung bangunan bertingkat diatasnya. Mimbar dipasang secara permanen dan di plester pada pintu masuk mihrab terdapat tulisan arab dalam bahasa Makassar yang menyebutkan pemugaran yang dilakukan Karaeng Katangka pada tahun 1300 H.[5]

E.     Benteng Ana Gowa
Di kenal juga dengan Benteng Batayyah, terletak di Kalurahan Bontola, kec Palilangga, kabupaten Gowa. Di dirikan pada abad 17, pada masa Sultan Alauddin, Raja Gowa ke-14. Benteng ini berbentuk segi empat sama sisi yang panjang setiap sisi kurang lebih dari 400 meter.

F.      Benteng Balanipa
Benteng berlokasi di Balanipa, Sinjai Utara. berjarak 220,5 km dari kota Makassar. Benteng ini di dirikan oleh salah satu aliansi dari kerajaan Lamatti, Bulo-Bulo dan Tondong yang lazim disebut kerajaan TELLU LIMPOE. Benteng ini digunakan  untuk melindungi kerajaan Tellu Limpoe yang rapuh pada saat itu karena pertarungan yang sangat hebat antara kerajaan Gowa yang di mulai pada masa pemerintahan Raja Gowa ke 9 Daeng Matanre Karaeng Manguntungi Tumapparisi Kallongna, dengan kerajaan kerajaan sekitarnya. Fungsi benteng ini dulunya sebagai pusat penumpasaan dan penahanan perampok yang berhasil ditangkap atas pemintaan Kerajaan Bone.

G.    Benteng Baro Boso
Kepastian tentang siapa yang mendirikan benteng ini masih belum jelas,namun  tahun berdirinya di perkirakan pada abad 16, pada masa pemerintahan Sultan Alauddin. Sayangnya, benteng yang di ratakan oleh pada masa perjanjian Bungaya 1667.

H.    Benteng Barombong
Terletak di sebelah selatan benteng Somba Opu. Benteng terkuat yang di miliki Kerajaan Gowa, berbentuk segiempat, dengan panjang dan lebarnya lebih dari 1 kilometer. Di lengkapi dengan Meriam. Di bangun pada abad 16 oleh Raja Gowa ke 12, Karaeng Bonto Langksa.

I.        Benteng Galesong
Terletak dekat dengan Benteng Sanrobone di bagian selatan dan Benteng Barombong pada bagian utara. Benteng ini termasuk Benteng yang harus di ratakan oleh perjanjian Bungaya. Benteng ini di dirikan atas Raja Gowa ke 14.

J.       Benteng Garassi
Benteng ini ada Benteng terkecil ,dari benteng yang lainnya.Yang di buat untuk melindungi Benteng Somba Opu yang terletak di sebalah utara dan Benteng ini termasuk Benteng yang juga harus di rataka oleh perjanjian Bungaya.



K.    Benteng Kale Gowa
Terletak di Sebelah selatan kurang lebih 8 kilometer dari kota makassar,daerah ini di kenal dengan nama Katangka,Kec Bonto Biraeng.Benteng ini tertua dari kerajaan Gowa ke 9 .Benteng ini bermula dari tanah liat. pada masa Tunipallangga ,dinding Benteng di tambah dengan Batu Bata dan beliau Raja Pertama yang tinggal di dalam Benteng tersebut. panjangnya sekitar 3,5 kilometer .Sayangnya benteng ini juga harus di ratakan atas perjanjian Bungaya ,yang tertinggal dalam Benteng ini cuma Batu pelantikan Raja Raja Gowa Dan Sumur Kerajaan.

L.     Benteng Mariso
Berfungsi sebagai benteng pelindung. Benteng ini dibangun untuk memperkuat benteng Kerajaan Gowa. Pada saat itu VOC sedang giatnya menyebarkan pangaruh dan kekuasaanya. Dengan ini, Sultan Hasanuddin dan Mangkubumi lainya memprakarsai di bangunnya Benteng ini. Di bangun parit yang panjangnya 2,5 kilometer, mulai dari Binanga-Beru sampai Ujung Tanah.

M.   Benteng Panakkukang
Di dirikan pada masa Sultan Alauddin. Benteng ini di kuasai oleh Belanda pada tanggal 12 Juni 1660, dalam perjanjian Bungaya. Benteng ini diserahkan kembali pada pihak Gowa pada tanggal 1 Desmber 1660 setelah Sultan Hasanuddin menanda tangani perjanjian tersebut.

N.    Benteng Sanrobone
Benteng ini sudah hancur. .Bentuk benteng ini seperti buritan perahu yang memanjang dari utara ke selatan. Terbuat dari batu bata dengan ukuran yang tidak menentu. Ukuran batu batanya sekitar 44 cm dan lebar 5,5 cm. panjang benteng ini pada bagian selatan sekitar 334 meter, bagian barat sekitar 573 meter, dan pada bagian timur sekitar 707 meter. Benteng ini didirikan oleh Raja Gowa ke 9.
O.    Benteng Tallo
Informasi tentang tahun dan siapa yang mendirikan benteng ini masih belum jelas, namun ada yang berpendapat bahwa yang membagun benteng ini adalah Raja Tallo pertama yaitu Karaeng Lowe Ri Sero dan di lanjutkan oleh Sultan Alauddin dengan mengunakan batu bata. Benteng ini mempunyai fungsi ganda yaitu selain menjadi istana (pusat pemerintahan kerajaan Tallo) juga sebagai Benteng pertahanan kerajaan Gowa pada Abad 17. Panjang Benteng ini sekitar 1000 meter. Benteng ini berbentuk segiempat dan oleh masayarakat setempat menyebutnya MACCINI SOMBALA. Sisa reruntuhan benteng ini yang masih bisa dilihat di pesisir pantai Tallo adalah garis benteng atau dinding benteng saja.

P.      Benteng Ujung Tanah
Benteng ini di buat pada masa Raja Gowa ke 12. Pada awalnya benteng ini dibuat dengan bahan dasar dari tanah lihat kemdian oleh Sultan Alauddin di renovasi menjadi menggunakan bata. Pada masa Sultan Hasanuddin Benteng ini di perkuat lagi dan berfungsi sebagai benteng pelindungan Benteng Somba Opu. Benteng ini pun hancur sesuai dengan perjanjian Bungaya 1669.[6]
Referensi
Id.wikipedia.org/wiki/Fort_Rotterdam
Wisatadanbudaya.blogspot.com/2010/11/sisa-peninggalan-dan-kompleks-makam.html?m=1



[1] https://wisatasulawesi.wordpress.com/wisata-sulawesi-selatan/benteng-rotterdam-somba-opu/
[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Fort_Rotterdam
[3]https://wisatasulawesi.wordpress.com/wisata-sulawesi-selatan/benteng-rotterdam-somba-opu/
[4] Wisatadanbudaya.blogspot.com/2010/11/sisa-peninggalan-dan-kompleks-makam.html?m=1.
[5] Wisatadanbudaya.blogspot.com/2010/11/sisa-peninggalan-dan-kompleks-makam.html?m=1.

Jumat, 18 Maret 2016

Tugas Portofolio - Isu Nuklir Iran



MATAKULIAH KAPITA SELEKTA
“Isu Nuklir Iran”
Makalah ini ditujukan untuk nilai tugas Individu
kelas SKI 6A Konsentrasi Timur Tengah

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. H. Budi Sulistiono, M. Hum
Oleh:
Dewi Mahmudah Ni’matul
(1113022000008)
SKI 6A – KTT

Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam
Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2016


PENDAHULUAN
Program nuklir Iran yang sudah sejak tahun 1970an terlaksana, mulai dirasa sebagai ancaman bagi negara barat khususnya negara kelompok P5+1. Program nuklir ini dikhawatirkan oleh negara barat dapat menganggu kestabilan negara-negara di Timur Tengah. Selain itu, negara barat juga takut apabila Iran dalam perkembangan program nuklirnya, membuat nuklir sebagai persenjataan di bidang militer.
Konflik antara negara Iran dan negara barat yang sudah berlangsung hingga 12 tahun (2003 – 2015) ini, pada akhirnya mencapai kesepakatan pada Juli 2015 (uji coba selama 6 bulan) dan baru benar-benar dicabut oleh AS pada Januari 2016 lalu. Sejak konflik berlangsung, Iran bisa dikatakan mengalami krisis ekonomi karena puluhan juta dolar aset Iran telah membeku dan bisnis internasional menurun.[1]
Dengan adanya kesepakatan atas pencabutan sanksi Iran, presiden Iran, Hassan Rouhani, berusaha untuk menggunakan kesempatan yang ada ini untuk mengembalikan tali perekonomian Iran dengan berbagai cara, salah satunya adalah memotong harga minyak untuk sementara ke titik terendah. Seperti pada harga minyak jenis Brent yang mencapai USD 29 pada Januari 2016 lalu.[2]
ISI
A.    Sejarah Program Nuklir Iran
Iran telah berusaha untuk memperoleh kemampuan nuklir sejak tahun 1957 setelah menandatangani sebuah perjanjian kerjasama dengan US yang menyediakan bantuan secara teknis dan peminjaman beberapa kilogram uranium. Ada beberapa karakteristik yang bisa diidentifikasi pada masa perkembangan pogram nuklir Iran. [3]
Pertama, pada tahap pertama pengembangan program nuklir, Iran masih mengandalkan US dan negara barat lainnya yang berlangsung sampai beberapa dekade. Pada beberapa dekade awal, Iran menandatangani beberapa kesepakatan dengan negara-negara barat seperti US (1974) to pembelian delapan reaktor, Jerman (1974) untuk pembangunan tenaga reaktor di Bushehr, dan Pranciss (1977) untuk pembangunan dua reaktor di Darkhovin. Selain itu, Iran juga mendapat 10% pembagian uranium dari pabrik pengayaan yang dibangun oleh perusahaan Pranciss bernama Tricastin.
Kedua, pada tahapan menuju modernisasi Iran, Shah – pemimpin Iran – bertekad untuk memulai dan memperluas perkembangan program nuklir. Untuk memenuhi keinginan ini, Iran melakukan beberapa negosiasi dengan berbagai pihak. Pada tahun 1968, Iran bergabung dengan NPT dan baru disahkan pada tahun 1970. Lalu, pada tahun 1974 Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) bersedia membantu pengembangan teknologi nuklir Iran dan mengirim insinyur nuklir Iran untuk melakukan pelatihan di luar negri.
Ketiga, setelah mendapatkan kesediaan dari AEOI, Shah Iran membuat Middle East Nuclear Weapons Free Zone (MENWFZ) – Zona bebas nuklir di Timur Tengah – hal ini merupakan bagian dari kebijakan nuklir pada rezim Islam.
Keempat, program nuklir Iran sempat berhenti setelah revolusi yang terjadi pada tahu 1979. Menurut Ayatullah Khomeini, senjata nuklir adalah hal yang bertolak belakang dengan prinsip dasar Islam. Pernyataan ini bisa dikatakan sebagai salah satu penyebab digulingkannya Rezim Pahlevi. Banyak ilmuwan-ilmuwan nuklir Iran yang meninggalkan Iran setelah digulingkannya rezim Pahlevi dan Negara Barat berkuasa di Iran.
Kelima, pada tahun 1979, dua reactor nuklir Iran sudah hampir komplit. Pengisian ini dibantu juga oleh perusahaan Siemens Jerman  dan anak perusahaannya Kraftwerke Union yang bergabung pada tahun 1974 namun keluar pada saat sultan Shah digulingkan. Pada tahun ini juga fasilitas nuklir Iran mengalami kerusakan parah akibat diserang oleh pesawat tempur Iraq, yang selanjutnya memulai perang antara Iran dan Iraq pada tahun 1980-1988.
Keenam, pada pertengahan 1980, presiden Iraq memutuskan untuk kembali memulai aktifitas program nuklir Iran. Pencarian uranium ditingkatkan dan Teheran mulai kembali menawarkan para ilmuwan yang diasingkan kembali pulang ke Iran untuk membantu pembangunan kembali fasitas program nuklir Iran. Pada masa pembangunan ulang ini, Iran mengalami masalah dalam hubungannya dengan negara lain, karena beberapa negara tidak setuju dengan pembangunan program nuklir Iran.
Ketujuh, karena tidak berhasil menjalin kerjasama dengan negara-negara barat, akhirnya Iran kembali mengajak US dan China. Pada tahun 1990, Iran menandatangani perjanjian kerjasama dengan Beijing dan Moscow. Lalu sekitar tahun 1995, Rusia setuju untuk mengadakan kerjasama dan memberi bantuan senilai $800 juta untuk reactor pertama di Bushehr.
Kedelapan, dunia internasional mulai memberikan perhatian terhadap aktifitas program nuklir Iran yang mulai semakin intensif pada tahun 2002 karena pernyataan dari pihak oposisi Iraq, yaitu Dewan Resistansi Nasional Iran, mengenai beberapa hal yang sebelumnya tidak diketahui dan dua fasilitas nuklir yang belum dideklarasikan yaitu Natanz untuk memperkaya uranium dan penempatan produksi air-keras di Arak.
Kesembilan, pada tahun 2005 konfortasi antara komunitas nasional dan Iran mencapai pembaharuan fase volatile ketika Dewan Gubernur IAEA mengadopsi sebuah resolusi yang membuka jalan bagi Iran untuk di rujuk ke Dewam keamanan PBB atas ambisinya terhadap program nuklir Iran.


B.     Problematika Program Nuklir Iran
Problematika yang dialami oleh Iran bisa dikatakan sebagai dilema negara tersebut. Karena masalah yang di dapat justru berasal dari negara yang pada awalnya mendukung program tersebut yaitu Amerika Serikat (AS), Jerman, dan Pranciss.
Pada tahun 2002, Iran menghadiri sebuah konferensi di Washington untuk memberikan gambaran tentang program nuklir tersebut. Pada awalnya, Iran berniat untuk mulai mengembangkan program tersebut dengan cara membuat kerjasama dengan beberapa negara barat. Namun, yang di dapat dari konferensi tersebut malah sebaliknya. Iran mendapat berbagai pengecaman terutama dari negara Israel dengan alasan proyek itu akan mempengaruhi kestabilan negara tersebut. Israel dan negara barat lainnya juga takut apabila dalam perkembangan proyek tersebut Iran akan membuat senjata nuklir.[4]
Sebenarnya, jika melihat lagi ke belakang, Iran pernah membuat senjata nuklir pada saat perang antara Iran dengan Iraq yang berlangsung selama delapan tahun (1980-1988). Menurut mantan presiden Iran, Akbar Hashemi Rafsanjani (Al-Sharq), program nuklir Iran ini dibangun dengan tujuan untuk kepentingan damai, tapi bisa berubah apabila Iran sedang dalam situasi terancam dan tidak menguntungkan, seperti ketika dalam masa peperangan. Hal tersebut dilakukan juga untuk kepentingan dan keselamatan masyarakat Iran.[5]
Konflik yang terjadi pada tahun 2002 tersebut mengakibatkan Iran mengalami beberapa kejadian yang tak diharapkan, diantaranya Iran mengalami krisis negara, kehilangan kesempatan untuk mengembangkan program nuklirnya dan gagal dalam melakukan delegasi (kerjasama) dengan negara-negara barat.[6]
Pada tahun 2003, Iran mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki kondisi negaranya. Iran mendapat kesepakatan uji coba selama 6 bulan dari negara kelompok P5+1. Dalam kesempatan tersebut, Iran mengajukan proposal kepada pihak Amerika tentang transparansi program nuklir Iran, isi proposal tersebut diantaranya Iran meminta kepada US untuk mendukung pasukan militer Lebanon dan Palestine dan membantu stabilisasi Iraq seteah infasi US, apabila proposalnya diterima maka Iran akan memberikan sedikit transparansi tentang aktifitas program nuklir Iran.
Sebenarnya, hal yang menyebabkan konflik panjang selama 12 tahun ini adalah ketakutan negara-negara barat dan Israel akan bahan-bahan yang digunakan Iran dalam program nuklir tersebut. Seperti penggunaan air raksa sebagai reaktor, dianggap terlalu sensitif dan dapat membahayakan wilayah sekitarnya (kawasan Timur Tengah). Oleh karena itu, pada tahun 2003 Iran melakukan negosiasi dengan US yang diikuti oleh Security Coucil Adopts Limited Sanstions Aimed at Iran’s Nuclear Program – sebuah badan pengawas program nuklir Iran yang mengawasi penggunaan bahan-bahan dalam program nuklir Iran seperti penggunaan air raksa sebagai reaktor nuklir dan bahan-bahan pembuat bom atom.[7]

C.     Kesepakatan Iran dengan Negara Kelompok P5+1
Pada tahun 2013 lalu, tepatnya pada hari Minggu, 24 November 2013 Iran dan kelompok P5+1 (Inggris, China, Prancsiss, Rusia, dan Amerika Serikat (US) + Jerman) menandatangani kesepakatan nuklir yang mengendurkan sanksi US terhadap Iran. Kesepakatan ini dibuat karena Iran menggugat sanksi yang diberikan oleh negara barat yang menekan Iran untuk menghentikan program nuklirnya karena takut pada masa pengembangannya dapat mengganggu kestabilan di Timur Tengah.
Karena banyaknya perselisihan, langkah pertama dalan kesepakatan ini, akan diuji coba selama enam bulan. Berikut poin-poin kesepakatan Iran dengan kelompok P5+1:[8]
1)      Iran telah setuju bahwa mereka tidak akan memperkaya uranium lebih dari 5 persen selama enam bulan
2)      Iran telah berkomitmen untuk menetralisir seluruh persediaan uranium yang diperkaya sampai 20 persen, yang dekat dengan grade untuk senjata karena itu merupakan bidang perhatian istimewa. Setengah dari ini akan terdilusi menjadi lima persen atau di bawahnya. Sisanya akan dioksidasi sehingga dapat dikontribusikan untuk membuat bahan bakar untuk Reaktor Riset Teheran yang menghasilkan isotop medis.
"Langkah-langkah yang berkaitan dengan stok uranium yang diperkaya sampai 20 persen tidak dizinkan guna mencegah untuk tujuan militer," kata Bruno Tertrais, peneliti senior di Perancis
3)      Iran tidak akan membangun lokasi baru untuk pengayaan dan menghentikan kemajuan menuju komisioning reaktor di pabrik Arak-nya yang akan menghasilkan plutonium yang juga dapat digunakan dalam bom nuklir
4)      Iran tidak akan memproses ulang atau membangun fasilitas yang mampu memproses ulang bahan bakar bekas dari reaktor Arak untuk mengekstrak plutonium.
5)      Iran akan mengizinkan inspeksi situs setiap hari oleh para ahli dari badan pengawas nuklir PBB IAEA di dua fasilitas pengayaan - Fordo dan Natanz - dan menyerahkan informasi tentang desain reaktor Arak -nya.
6)      Kelompok P5 +1 dan Iran akan membentuk "komisi bersama" untuk bekerja dengan Badan Energi Atom Internasional dan memantau pelaksanaan perjanjian.
7)      Sebagai gantinya, P5 +1 akan memudahkan sanksi apa yang Gedung Putih telah digambarkan sebagai "sanksi terbatas", sementara, target dan reversibel sekitar US$ 7 miliar, sebagian besar dari minyak dan sanksi perbankan akan tetap di tempat.
8)      Dewan Keamanan PBB dan Uni Eropa tidak akan menjatuhkan sanksi apapun yang berhubungan dengan nuklir baru selama enam bulan.
9)      Mereka akan menangguhkan sanksi AS dan Uni Eropa pada ekspor petrokimia Iran dan layanan terkait seperti asuransi atau transportasi, pada emas, logam mulia dan layanan terkait.
10)  Mereka juga akan menangguhkan pembatasan perdagangan AS pada industri otomotif Iran dan layanan terkait dan lisensi penyediaan dan instalasi di Iran suku cadang untuk keselamatan penerbangan .
11)  Jumlah yang disepakati dari pendapatan atas penjualan sanksi minyak Iran yang diadakan di luar negeri akan dipulangkan.
D.    Keputusan IAEA Terhadap Program Nuklir Iran
Sejak tahun 2013 hingga 2015 lalu, Iran masih selalu dibayang-bayangi oleh sanksi yang diberikan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terhadap program nuklir Negara Iran. Akhirnya pada tahun 2015, tepatnya pada tanggal 14 Juli 2015 dalam perundingan di Wina, Austria sanksi yang dijatuhkan  terhadap Iran resmi dicabut dengan berbagai macam kesepakatan. Salah satunya adalah permintaan dari negara kelompok P5+1 yang meminta agar Iran mengurangi skala pengembangan nuklirnya demi memastikan agar Iran tidak membuat senjata nuklir. Meskipun Iran sudah menjelaskan berkali-kali bahwa program nuklir yang mereka kerjakan aman.[9]
Dunia juga menyambut baik kesepakatan yang ditetapkan oleh IAEA. Setelah kesepakatan ini ditetapkan, Iran kembali membuka “bab baru” dalam hubungannya dengan dunia. Presiden Amerika Serikat, Barack Obama memastikan bahwa setelah kesepakatan tersebut semua jalur nuklir ke Iran terputus.[10]
Pada Januari 2016 lalu, Mentri Luar Negri AS, Kerry, menegaskan bahwa sanksi yang diajukan sudah benar-benar dicabut. Ini merupakan penegasan tentang pencabutan sanksi Iran yang diungkapkannya di Gedung Putih. Kerry menegaskan bahwa setelah IAEA memverifikasi pelaksanaan kewajiban Iran dibawah Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCOA). Komitmen AS yang terhubung dengan penghapusan sanksi Iran mulai berlaku.[11]
Presiden Iran, Hassan Rouhani, merasa puas terhadap pencabutan sanksi Iran. Menurutnya, peristiwa itu (kesepakatan nuklir) adalah kesempatan yang harus digunakan untuk mengembangkan negara Iran, meningkatkan kesejahteraan bangsanya dan menciptakan stabilitas serta keamanan di kawasan. Peristiwa itu juga akan masuk di halaman emas dalam catatan negara Iran.[12]


REFERENSI
______. (Jul. 2007). Continuing U.S. Efforts to Discourage Iran's Nuclear Program. The American Journal of International Law. 101 (3). Pp. 666 – 668
______. (Apr., 2006). Ongoing U.S. Efforts to Curb Iran's Nuclear Program. The American Journal of International Law. 100 (2). Pp. 480 – 485
Bahgat, Gawdat. (Sep., 2006). Nuclear Proliferation: The Islamic Republic of Iran. Iranian Studies. 39 (3). Pp. 307-327.
Bunn, George. (Dec., 2003). The Nuclear Nonproliferation Treaty: History and Current Problems. Special Issue. Arms Control Today.
De Bellaigue, Christopher. (May-Jun., 2005). Iran. Foreign Policy. (148). Pp. 18-24.
Patrikarakos, David. (Oct. & Nov., 2012). Lighting Iran's nuclear fuse. The World Today. 68 (6). Pp. 22 – 25
Solingen, Etel. (Jun., 1994). The Domestic Sources of Regional Regimes: The Evolution of Nuclear Ambiguity in the Middle East. International Studies Quarterly. 38 (2). Pp. 305 – 337
Tarock, Adam . Iran's Nuclear Programme and the West. Third World Quarterly. 27 (4). Pp. 645 – 664
Dunia Menyambut Baik Kesepakatan Nuklir Iran. Kinn. (14 Jul., 2015). BBC
Indonesia Mendukung Penyelesaian Damai Isu Nukir Iran. Zeynita Gibbons. (16 Sep., 2015). ANTARANEWS.com
Inilah Isi Lengkap Kesepakatan Bersejarah Iran dan Kelompok P5+1. Johannes Sutanto de Britio. (25 Nov., 2013). Jaringannews.com
Iran Isi Inti Reaktor Nuklir Dengan Semen. Kinn. (12 Jan., 2016). BBC
Iran Kirim 11 Ton Uranium ke Rusia. Berlianto. (29 Des., 2015). SINDOnews.com
Iran Mulai Bangun Program Nuklirnya Sejak Era 1980-an. Berlianto. (29 Okt., 2015). SINDOnews.com
Iran Sambut Baik Keputusan IAEA. Berlianto. (16 Des., 2015). SINDOnews.com
Iran Siap Penuhi Kewajiban Perjanjian Nuklir.. Berlianto. (5 Nov., 2015). SINDOnews.com
Kerry: Cegah Iran Membuat Bom Nuklir Lebih Penting. Berlianto. (5 Dec., 2015). SINDOnews.com
Kerry Tegaskan AS Telah Cabut Sanksi Untuk Iran. Victor Maulana. (17 Jan., 2016). SINDOnews.com
Menlu Amerika Jelaskan Perjanjian Nuklir Iran Kepada Publik. ____. (19 Jul., 2015). Berita/AS
PBB Tutup Penyelidikan Terhadap Proyek Nukir Iran. Berlianto. (16 Dec., 2015). SINDOnews.com
Perundingan Nuklir Iran ‘Capai Kesepakatan’. Kinn. (14 Jul., 2015). BBC
Rouhani Puas Sanksi Iran Dicabut. Berlianto. (17 Jan., 2016). SINDOnews.com
Sanksi Dicabut, Warga Iran Bersuka Cita. Berlianto. (17 Jan., 2016). SINDOnews.com


[1] Tarock, Adam . Iran's Nuclear Programme and the West. Third World Quarterly. 27 (4). Pp. 645 – 664
[2] Rouhani Puas Sanksi Iran Dicabut. Berlianto. (17 Jan., 2016). SINDOnews.com
[3] Bahgat, Gawdat. (Sep., 2006). Nuclear Proliferation: The Islamic Republic of Iran. Iranian Studies. 39 (3): 308 – 310.
[4] Patrikarakos, David. (Oct. & Nov., 2012). Lighting Iran's nuclear fuse. The World Today. 68 (6). Pp. 22 – 25
[5] Iran Mulai Bangun Program Nuklirnya Sejak Era 1980-an. Berlianto. (29 Okt., 2015). SINDOnews.com
[6] Patrikarakos, David. Lighting Iran's nuclear fuse. The World Today. 68 (6). Pp. 22 – 25
[7]______. (Jul. 2007). Continuing U.S. Efforts to Discourage Iran's Nuclear Program. The American Journal of International Law. 101 (3). Pp. 666 – 668
[8] Inilah Isi Lengkap Kesepakatan Bersejarah Iran dan Kelompok P5+1. Johannes Sutanto de Britio. (25 Nov., 2013). Jaringannews.com
[9] Perundingan Nuklir Iran ‘Capai Kesepakatan’. Kinn. (14 Jul., 2015). BBC
[10] Dunia Menyambut Baik Kesepakatan Nuklir Iran. Kinn. (14 Jul., 2015). BBC; Iran Sambut Baik Keputusan IAEA. Berlianto. (16 Des., 2015). SINDOnews.com
[11] Kerry Tegaskan AS Telah Cabut Sanksi Untuk Iran. Victor Maulana. (17 Jan., 2016). SINDOnews.com
[12] Rouhani Puas Sanksi Iran Dicabut. Berlianto. (17 Jan., 2016). SINDOnews.com